Kata-Kataku...

Menuliskan apa yang kita pikirkan, alami dan rasakan..



Rabu, 02 Januari 2013

BATAS PERGAULAN LELAKI DAN PEREMPUAN


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
Bissmillaahirraahmaanirraahiim

ALAM remaja adalah alam yang sangat mencabar sehingga disebut nabi dalam satu senarai orang kenamaan akhirat adalah remaja yang terselamat dan menyelamatkan diri daripada zina.

Maksud hadis: “Lelaki yang apabila diajak perempuan cantik berzina lalu berkata, ‘sesungguhnya aku takut kepada Allah.’”

Sebagai satu agama yang amat hebat, Islam menampilkan cara pengawalan yang sangat berkesan dalam mengatasi penyakit seksual iaitu sebagaimana dalam firman Allah yang kita baca di atas, perkataan ‘jangan kamu hampiri zina.’

Kalau hampiri sudah dilarang dan ditegah, apatah lagi melakukannya. Menghampiri bermakna apa saja perbuatan yang menjadi penyebab, pendorong, keinginan dan sebagainya, adalah haram.

Kalau ada pendorong mudah datang keinginan diulit bisikan syaitan sama merelakan pula, terjadilah perbuatan terkutuk yang saban hari kita lihat dan dengar iaitu remaja melahirkan anak luar nikah.

Semuanya bermula dengan pergaulan bebas tanpa batas, berkawan tak salah yang salahnya bila melampaui batas. Kali ini penulis tampilkan batas-batas dalam pergaulan supaya menjadi bimbingan kepada khalayak remaja sekalian, iaitu:

1.Pandangan
2.Pertemuan
3.Percakapan
4.Berjabat tangan
5.Bersentuhan badan

Pandangan yang dimaksudkan di sini adalah pandangan yang biasa bukan bertujuan untuk menimbulkan hawa nafsu sama ada dari pihak lelaki atau perempuan.

Bagi kaum lelaki, Allah s.w.t memberi peringatan di dalam firman-Nya dalam Surah An-Nur ayat 30 yang bermaksud: “Katakanlah olehmu (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman, hendaklah mereka memejamkan setengah dari pandangan mereka…”

Bagi kaum perempuan juga Allah s.w.t memberi peringatan-Nya sebagaimana maksud Surah An-Nur ayat 31 “Katakanlah olehmu (wahai Muhammad) kepada orang-orang perempuan yang beriman hendaklah mereka memejamkan (tidak tengok) setengah dari pandangan mereka…” dari kedua-dua ayat itu kita dapat menafsirkan bahawa kita boleh memandang seseorang yang berlainan jantina sekadar yang perlu sahaja.

Pandangannya pula tidak keterlaluan atau memandang melampaui batas sehingga menerbitkan hawa nafsu sesama sendiri. Hanya dengan pandangan saja kita percaya hawa nafsu akan menguasai dan syaitan mudah menggoda akhirnya mendorong mereka ke arah kancah maksiat.

Maksud pertemuan di antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya di tempat sunyi.

Dalam konteks hari ini lebih di kenali dengan istilah ‘khalwat’ mengikut kebiasaannya apabila dua orang yang bukan mahramnya bertemu di tempat sunyi, mereka akan mudah terdorong untuk melakukan maksiat.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka janganlah ia melakukan pertemuan dengan seorang perempuan tanpa disertai mahramnya kerana sesungguhnya yang ketiga itu tentulah syaitan.” (Riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain)

Dari hadis di atas dapat kita membuat kesimpulan bahawa Allah melarang pertemuan di antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya di tempat-tempat sunyi dan jauh dari pandangan orang ramai.

Percakapan atau perbualan yang dimaksudkan di sini ialah apabila dua orang individu yang bukan mahramnya bertemu dan bercakap-cakap dengan tujuan tertentu yang boleh mendatangkan syak wasangka.

Dalam soal ini bukan bermakna antara lelaki dan perempuan tidak untuk bergaul dan bercakap-cakap, Islam tidak melarangnya, tetapi percakapan yang dibenarkan ialah mempunyai tujuan yang tertentu atau urusan yang penting sahaja.

Larangan itu dibuat semata-mata untuk menghindari pandangan serong atau fitnah orang terutama sekali kaum perempuan.

Berjabat tangan bermaksud menghulurkan dan menyambut tangan orang lain tanda hubungan silaturahim antara mereka, perlakuan itu meliputi lelaki dengan lelaki dan perempuan dengan perempuan atau sebaliknya.

Menurut Islam hukum berjabat tangan antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya adalah haram. Siti Aisyah r.a ada berkata: “…demi Allah, tidak pernah Rasulullah s.a.w menyentuh tangan seorang perempuan lain yang bukan mahramnya, hanya baginda membai’ah mereka dengan percakapan.” (Riwayat Imam Ahmad)

Bersentuhan badan bermakna apabila berlaku pertemuan mana-mana anggota tubuh badan antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya.

Sentuhan di sini lebih bermaksud sentuhan dengan sengaja, lebih-lebih lagi hingga menerbitkan keinginan nafsu. Rasulullah s.a.w pernah bersabda yang maksudnya: “Sesungguhnya jika kepala seseorang dari kamu ditikam dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya.”

Dari hadis di atas dapatlah kita mentakrifkan bahawa persentuhan badan antara lelaki dan perempuan bukan mahram adalah dilarang keras Allah s.w.t.

ARTI SECARIK KAIN DIKEPALAMU....

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
 
Arti Secarik Kain di kepalamu …Bukan ….
Bukan hanya untuk menutupi rambut indahmu …

Secarik kain yang menutupi rasa malumu
Menjaga auratmu
Dari pandangan liar orang yg memandangmu …

Bukan …
Bukan sekedar pelengkap busana Muslimmu

Lebih dari itu
Dia menjaga kesucian dan kemuliaan yang dberikanNya
Agar tak timbul fitnah dari tubuh indahmu

Secarik kain dkepalamu
Bukan bisa digunakan sekehendak hatimu
Itu perintah ALLAH dan Rasul
Yang tak begitu saja bisa dpakai seenaknya


Bukan ….
Bukan itu maksudnya …

Bukan sebagai penutup kepala
Bukan sebagai hiasan
Bukan juga tren mode belaka

Secarik kain d kepalamu
Menunjukan takwamu
Menjaga hatimu
Membentengi dirimu
Dan memelihara kemuliaanmu

D tulis dalam Surat CintaNya
Dengan manis dan sangat jelas
Juga djelaskan apa tujuannya
Membuat para pria iri pada kita
Karna ALLAH begitu Cinta
Pada kita para wanita

Lihat saudariku
Lihat lagi makna perintahNya

DIA tak bermaksud mengekang kita
DIA tak juga bermaksud membatasi kebebasan
DIA justru ingin melindungi kita dari fitnah
DIA justru sangat memuliakan kita

Lalu mengapa kita gunakan seenaknya ?
Lalu mengapa itu kita maknai sebagai pengekangan
Mengapa kita sanggup bermain – main dengan perintahNya
Memberikan alasan ini dan itu sebagai pembenaran

Bukan ….
Bukan itu maksudnya
Bukan sebagai penutup kepala belaka !!
Dia sebagai satu kesatuan, dari atas hingga bawah
Longgar dan sopan
Karna memang menghindarkan kita dari fitnah
Yang timbul dari tubuh indah kita

Sudikah engkau saudariku
Menjadi penyebab dosa dari saudara kita yang lain
Yang tbelalak nanar memandang kemolekan tubuh

Sudikah engkau wahai saudariku
Mendapat decak kagum yang sebenarnya adalah bentuk pelecehan mereka ?

Mengapa tak kita cari saja decak kagumNya
Yang justru membuahkan kedekatan kita padaNya
Puaskan saja pada pujianNya
Karna itu membuahkan pahala yang luar biasa

Ya ….
Secarik kain dkepalamu
Bukan sekedar penutup kepala
Yang bisa dpadankan dengan legging dan baju ketat
Atau dgabungkan dengan gemerlapnya payet2
Celana panjang dan blus yang rapih d masukan …

Bukan ….
Bukan itu maksudnya

Karna secarik kain dkepalamu adalah pakaian takwamu
Yang membuktikan kita patuh pada perintahNya
Yang membuktikan kita sudi dMuliakan

Bukan justru menjadi hina dimataNya
Dengan alasan mensyukuri nikmat karna diberi tubuh indah
Lalu dengan bangga mempertontonkannya
Bukan juga beralasan bahwa menjilbabi hati jauh lebih penting dari menjilbabi kepala ….
Hingga tak segera menutup aurat …

Bukan itu saudariku ….
Bukan itu maksudnya …
semoga bermanfaat buat saudariku muslimah yg belom berjilbab segeralah...

salam santun ukhuwah fillah
 ~~*kalau jodoh takkan kemana*~~